Jumat, 04 Juli 2008
Pertama Kali Melihat Lok Uap
PERTAMA kali menyaksikan lok uap dari dekat adalah di Stasiun Premboen (dekat Stasiun Kebumen) pada lebaran ke-2 tahun 1979. Jadi bukannya di Museum KA Ambarawa. Saat itu mobil yang membawa seluruh anggota keluargaku mampir sebentar di Stasiun Premboen. Aku lalu diturunkan dari mobil. Karena berdesak-desakan suasana di peron stasiun, maklum waktu itu banyak yang mau mudik naik KA, maka tubuhku yang masih kecil terpaksa dibopong kakakku agar aku bisa melihat kereta api yang stabling di stasiun. "Tuh sepur," kata kakakku. Aku sedikit heran, sepur kok bentuknya kotak warnanya hitam, kok nggak kotak warna kuning - hijau ya? Oh ternyata yang aku lihat bagian belakang dari lok uap. Hah, lok uap? Gila man, baru pertama kali aku melihat lok uap berjalan dari dekat, padahal sehari-hari kalau di Semarang yang dilihat lok diesel warna kuning hijau. "Wow, sepur koboi datang," kataku menyebut lok uap sebagai sepur koboi karena hanya bisa disaksikan di film-film koboi Amrik. Bagi railfan yang sudah pernah nonton lok uap dari dekat atau pegawai PJKA (waktu itu) bisa menyebutku sebagai railfan katrok...nggak apapa, yang penting bisa melihat langsung dalam sejarah hidupku lok uap, ukurannya gede lagi, lebih gede dari lok uap di Ambarawa. Mungkin segede lok uap di Cibatu-Jabar. Lok uap yang aku saksikan itu adalah lok D52045 produksi Krupp Jerman yang didatangkan ke Indonesia tahun 1950. Jadi lok uap ini merupakan lok uap pertama yang datang ke Indonesia paska Indonesia bersatu lagi setelah menghadapi pertempuran melawan sekutu 1945-1950. Bahkan lok uap D52 juga diresmikan oleh Presiden Soekarno (tahunya lihat dari gambar di Majalah Tempo, kalau salah ya dibetulin sendiri...he he he). Tahun 1980 saat aku di kota Yogyakarta untuk kali kedua, aku menyaksikan lok uap D52 (no serinya agak lupa) tengah menarik rangkaian kereta barang dari arah barat memasuki Stasiun Tugu Yogyakarta. Waktu itu sebelah barat Stasiun Tugu masih terdapat perlintasan, kini sudah dibangun viaduct. Terakhir melihat lok D52 sedang langsir dari Stasiun Premboen ke arah barat...entah mau kemana, mau dirucat kali (soalnya setelah itu aku nggak pernah melihat lok D52 berseliweran) di Cibatu-Jabar. Kalau jalan hentakannya bukan suara juss..juss..juss, melainkan jrung..jrung..jrung mirip pondasi tiang pancang tengah dipancangkan. Tetapi suatu malam di tahun 1984, aku yang tinggal 3 km dari jalur kereta api Yogyakarta-Solo, mendengar ada kereta api melintas dengan suara kenceng dan keras serta diselipi suara tuuiiit...tuuiiit....(mirip semboyan 35 lok uap), apakah benar yang menarik lok D52? Kalau ya, mungkin itu ucapan selamat tinggal buatku yang akhirnya bikin aku waktu itu jadi mbrebes mili...Jayalah kereta api Indonesia...Semboyan 40/41.
Nugroho Wahyu Utomo
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
4 komentar:
wah hebat sekali foto fotone kereta upa lama itu , mas wahyu. bisa kirim ke aku ndak?
salam kenal
purwadi
purwadiesje@yhaoo.com
Sorry baru buka dan njawab. Ya itu koleksi satu-satunya yang amat sangat langka dan pertama kali aku lihat lok uap (dulu aku menyebut sepur koboi, karena cuma aku temui di film-film koboi, dan aku lebih sering lihat lok diesel yang bentuknya kotak- BB200 di Semarang). Banyak orang mengira itu foto di Ambarawa, padahal asli...suerrr di Stasiun Premboen (dekat Stasiun Butuh dan Kutoarjo) di tahun 1979.
wah salut mas Wahyu, masih nyimpen foto-foto tempoe doeloe, wah nyesel aq gak bisa ngabadiin moment itu padahal rumahnya deket stasiun Lempuyangan, dulu kalo ada kereta uap, takutnya minta ampun, suaranya kenceng banget, khas, dan asep buangan tebel banget, sampai dulu api buangan pernah membakar kios samping rel. Salam kenal dari Yogya.
Gunturwibisono@rocketmail.com
Ok untuk Mas Guntur salam kenal dengan saya di Semarang. Masih tinggal dekat Stasiun Lempuyangan? Lok yang lewat stasiun itu pasti D52. Lok itu termasuk penghasil uap kering yang kalau keluar dari cerobong asap berupa asap dan bara api (percikan).
Posting Komentar