Sabtu, 30 Agustus 2008

Penelitian Tiada Henti



Penelitian tiada henti. Ya itulah yang aku lakukan ketika pikiran tengah jenuh oleh berbagai kegiatan liputan. Liputan yang semakin berat, dan honornya yang keluar besar tetapi keluar agak telat, memang sempat bikin frustasi. Aku sampai stress sendiri memikirkan persoalan-persoalan kekurangan finansial untuk kegiatan liputan. Belum, tabungan yang semakin berkurang, bukannya tidak bertambah. Padahal aku lagi menabung untuk menunaikan ibadah haji setelah itu menikah. Tak ada jalan lain. Aku harus membuat tulisan opini tentang KA di media-media. Tetapi opini yang aku buat ini berdasarkan penelitian di lapangan. Kalau di muat, ya lumayan bisa dapat duit dari honor tulisan itu. Namun honor tersebut tidak langsung menggemukkan tabunganku. Satu-satunya jalan aku harus banyak melakukan penelitian dan membuat tulisan di beberapa media, bukan cuma satu media. Aku bingung, mau ditaruh di mana tulisanku yang semakin banyak itu. Di media X misalnya, aku bingung kalau tidak dimuat plus tidak ada jawaban sama sekali dari redaksi yang bersangkutan. Terus terang aku bukan siapa-siapa dalam hal penulisan opini apalagi penelitian. Posisiku hanyalah seorang peneliti "Kemarin Sore" yang masih kalah dengan peneliti di tingkat perguruan tinggi dengan gelar profesor doktor dan menghasilkan beberapa buku penelitian. The show must go on...penelitian tetap jalan sekaligus untuk merefresskan pikiranku. Saat jalan KA eks Semarang Joana Stoomtrammascapaj (SJS) di tepi Jalan Kaligawe mulai terlihat untuk pelebaran Jalan Kaligawe, aku langsung terjun ke lokasi melakukan penelitian. Begitu pula dengan kondisi terakhir Museum KA Ambarawa yang semakin tidak aman karena banyak jalan akses bebas masuk ke lingkungan stasiun, sementara perangkat pendukung lokomotif termasuk prasarana lainnya bisa dengan mudahnya dijarah. Kalau dibiarkan, perjuangan anggota IRPS dan Daop IV PT KA bisa sia-sia. Maka sekali lagi aku membuat makalah penelitian itu. Beberapa hasil penelitianku yang telah dimuat di Suara Merdeka memang sudah cukup banyak. Sebut saja misalnya Transportasi Kedungsapur yang menyoroti tentang diaktifkannya kembali jalur-jalur KA mati (lintas cabang) untuk mengurangi kepadatan lalin jalan raya dan kemacetan lintas KA akibat adanya PLH (kecelakaan). Tulisan tersebut dimuat sekitar bulan Mei 2007 silam, dan menjadi tulisan opini pertama tentang KA yang dimuat di Suara Merdeka. Penelitian terakhir yang aku lakukan dengan menghasilkan beberapa tulisan di media Suara Merdeka adalah tentang Pengamanan Jalur KA Di Musim Kemarau, Optimalisasi Jalur KA Ambarawa-Tuntang, dan KA Atasi Kelangkaan BBM. Pengamanan Jalur KA di Musim Kemarau merupakan tulisan hasil penelitian di Stasiun Alas Tuwa Semarang setelah melihat kejadian kebakaran pada bantalan kayu rel di dekat sinyal masuk di sebelah barat. Kemudian Optimalisasi Jalur Ambarawa-Tuntang adalah penelitian di lintas kedua stasiun itu untuk dikembangkan menjadi jalur KA Wisata bertarif murah meriah dan KA barang guna meningkatkan sektor perekonomian kedua daerah. Kalau KA Atasi Kelangkaan BBM merupakan tulisan yang muncul ketika aku melihat betapa Depo Lok Semarang Poncol terus merugi dengan setiap harinya memesan minimal 6 kali 16.000 l solar untuk bahan bakar lokomotif. Memang Depo Minyak Pengapon tidak dimanfaatkan lagi dengan membuka jalur ke sana yang telah tenggelam rob untuk mengambil BBM lokomotif? Cuma satu tulisanku yang aku buat bukan berdasarkan dari penelitian di lapangan, tetapi dari syudy pustaka yaitu Trem Transportasi Ramah Lingkungan. Jayalah KA Indonesia...Semboyan 40/41 Nugroho Wahyu Utomo

Tidak ada komentar: