Senin, 08 Desember 2008

Problema KRD Pandanwangi

Ada-ada saja yang dialami KRD Pandanwangi dalam melaksanakan tugas perjalanannya mengantar penumpangnya Semarang - Solo pp. Sejak KRD ini diluncurkan tahun 2002 dan melakukan trip hingga Stasiun Tugu Yogya sampai dengan tahun 2004 hanya sampai Solo Balapan, KRD ini memiliki beraneka ragam masalah. Pertama faktor penumpang yang minim karena pihak Daop IV dan Daop VI PT KA kurang promosi, Kedua faktor mesin KRD yang semakin aus hingga akhirnya harus ditarik lokomotif. Ketiga adalah faktor ketepatan dan kecepatan waktu tempuh karena kondisi track Semarang - Solo itu sendiri. Itu belum penyebab lainnya misalnya prasarana yang rusak karena faktor alat itu sendiri, alam, atau oknum tak bertanggung jawab. Seperti halnya di Semarang yang kerap diserang banjir. Mau banjir rob atau banjir akibat hujan, tetap merepotkan. Ketika aku mengadakan perjalanan ke Yogya lewat Solo dengan naik KRD Pandanwangi hari Rabu (3/12), ada-ada saja halangannya. KRD Pandanwangi yang ditarik lok BB20021 ternyata penumpangnya nggak begitu banyak. Udah gitu ada bangku yang rusak tak terawat. KRD Pandanwangi yang mesinnya sudah nggak berfungsi sehingga harus ditarik lok BB20021 yang sudah tua (51 tahun), akhirnya tinggal spoor (istilah untuk KA, kalau pesawat terbang istilahnya tinggal landas) dari spoor 2 Stasiun Semarang Poncol pukul 08.45 WIB. Ketika masuk ke Stasiun Semarang Tawang, ternyata di spoor 3 ada KA 1003 yang menarik rangkaian kurs angkutan semen hendak menuju Stasiun Semarang Poncol. Ternyata KRD Pandanwangi yang nongkrong di spoor 1 Stasiun Semarang Tawang memang cukup lama berhenti. Ada sekitar 30 menit lebih. Usut punya usut ada wesel elektrik di wesel pertama dari arah timur stasiun yang mengalami kerusakan akibat arus pendek setelah terkena banjir rob di sekitar wesel. Akibatya wesel yang semula habis dilalui KA 1003, tidak bisa dikembalikan normal lagi. Petugas pun diturunkan ke lapangan untuk memperbaiki dan akhirnya pukul 09.30 WIB KRD Pandanwangi yang ditarik lok BB20021 diberangkatkan menuju Solo Balapan. Bisa ditebak, KRD Pandanwangi ngebut dari Stasiun Semarang Tawang - Alas Tuwa-Brumbung, kecuali melalui perbaikan rel di bawah jembatan fly over dekat perlintasan Jalan Kaligawe. Karena beberapa halangan itulah membuat KRD Pandanwangi baru masuk ke Solo Balapan pukul 12.45 WIB, padahal aslinya harus masuk Solo Balapan pukul 12.00 WIB dan diberangkatkan lagi pukul 13.00 WIB ke Semarang Poncol. Melihat kondisi KRD Pandanwangi yang semakin mengenaskan karena mesinya tidak berfungsi, penjual makanan bebas berkeliaran di dalam kereta, kursi yang rusak, lantai dan kaca yang kotor, apakah Daop IV PT KA bisa lebih peduli dengan salah satu armadanya ini? Aku pernah mengusulkan kalau jalur Semarang-Solo sebaiknya dioperasionalkan KA penumpang biasa, bukan KRD, mengingat medannya yang berbelok-belok dan menyebabkan KRD cepat mengalami kerusakan mesin karena gardan rodanya menghantam pipa oli untuk transmisi mesin diesel hidroliknya. Keleluasaan bogi roda KRD dengan kereta penumpang biasa jelas berbeda karena lebih leluasa kereta penumpang. Itulah sebabnya lebih klop memakai kereta penumpang daripada KRD seperti yang dilakukan pada saat jaya-jayanya KA Pandanaran dan saat itu mengandalkan lokomotif BB200 yang melenggang hingga Solo dan Yogya.
Jayalah KA Indonesia...Semboyan 40/41
Nugroho Wahyu Utomo



Tidak ada komentar: